Nilai Diagnostik Sonografi Saraf Median Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome Fase Kronis Di Indonesia
Abstrak
Pendahuluan. Ultrasonografi dikenal sebagai modalitas pilihan untuk mengevaluasi nervus medianus pada penderita sindrom terowongan karpal. Akan tetapi, penelitian sebelumnya menunjukkan luas penampang lintang nervus medianus sangat dipengaruhi oleh faktor demografis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan membandingkan luas penampang lintang nervus medianus pada populasi normal dan sindrom terowongan karpal serta mencari nilai potong luas penampang lintang.
Metode. Studi potong lintang komparatif dengan melibatkan total 40 subjek dilakukan di Departemen Radiologi RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Subjek yang dimasukkan dievaluasi dengan pemeriksaan klinis dan konduksi hantaran saraf (KHS). Luas penampang lintang nervus medianus dievaluasi dengan menggunakan ultrasonografi (USG) pada pergelangan tangan (carpal tunnel inlet). Pengukuran titik potong luas penampang lintang antar kelompok dilakukan dengan kurva ROC (Receiving Operating Characteristic Curve).
Hasil. Rerata dari luas penampang lintang nervus medianus kelompok normal didapatkan 8,3 ± 1,4 mm2 dan pada kelompok sindrom terowongan karpal sebesar 15,4 ± 4,4 mm2. Berdasarkan analisis dengan kurva ROC didapatkan titik potong luas penampang lintang antar kelompok yaitu 10,6 mm2 dengan sensitivitas 95% dan spesifisitas 95% (P kurang dari 0.001).
Kesimpulan. Luas penampang lintang nervus medianus pada kelompok sindrom terowongan karpal didapatkan lebih besar secara signifikan dibanding kelompok normal dan titik potong luas penampang lintang nervus medianus dapat direkomendasikan untuk mendeteksi sindrom terowongan karpal.