Nyeri Tungkai Bawah pada Pekerja yang Berdiri Statis
Abstract
Pendahuluan: Bekerja dengan postur berdiri dalam waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal pada anggota tubuh khususnya tungkai bawah. Kasir dan Sales Promotion Girls (SPG) adalah pekerja yang sebagian besar waktu kerjanya dihabiskan dengan sikap tubuh berdiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insiden nyeri tungkai bawah pada pekerja kasir dan SPG.
Metode: Penelitian menggunakan desain cohort dan simple random sampling dengan waktu pengamatan selama 3 jam. Data primer diperoleh dari kasir perempuan dan SPG yang bekerja dengan sikap tubuh berdiri saat bekerja.
Hasil: Terdapat beberapa variabel yang bermakna secara statistik (p kurang dari 0,05) terhadap kejadian nyeri tungkai bawah, yakni varises, pemakaian sepatu hak tinggi, sikap tubuh saat bekerja, dan jenis pekerjaan. Manhours untuk sikap tubuh berdiri, berdiri statis dan dinamis berturut-turut adalah 16 : 25 : 8 dalam 100 jam. Analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang bekerja dengan sikap tubuh berdiri statis mempunyai 6,31 kali (95% CI : 2,924 – 13,595) peluang mengalami nyeri tungkai bawah sebesar. Pekerja yang memakai sepatu dengan tinggi hak lebih dari 5 cm mempunyai peluang mengalami nyeri tungkai bawah sebesar 2,78 kali (95% CI:1,296 – 5,978) dibandingkan dengan tinggi hak kurang dari 5 cm. Insiden nyeri tungkai bawah pada pekerja dengan sikap tubuh berdiri statis sebanyak 59,5%.
Kesimpulan: Variabel sikap tubuh dalam bekerja merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian nyeri tungkai bawah pada pekerja perempuan di Superstore X Bandar Lampung. Pekerja dianjurkan untuk bekerja dengan sikap tubuh berdiri dinamis, dan menggunakan hak sepatu dengan tinggi kuran dari 5 cm.