Aplikasi Antimicrobial Susceptibility Test (AST) dalam Mendeteksi Carbapenem-Resistant Enterobacteriaceae (CRE): Sebuah Tinjauan Sistematis
Abstrak
Pendahuluan: Indonesia merupakan negara dengan prevalensi carbapenem-resistant Enterobacteriaceae (CRE) tertinggi di Asia. Hal tersebut menunjukkan pentingnya menemukan dan menanggulangi kasus CRE sedini mungkin. Telaah sistematis ini bertujuan untuk menyajikan hasil penelitian terkini tentang prevalensi CRE secara global, aplikasi antimicrobial susceptibility test (AST) dalam mendeteksi CRE, dan metode deteksi carbapenemase-producing (CP-CRE).
Metode: Tinjauan sistematis dilakukan pada artikel ilmiah berbahasa Inggris yang diterbitkan di PubMed®, Science Direct®, dan Scopus® dari Januari 2018 hingga Februari 2022. Kriteria inklusi adalah studi yang melakukan pemeriksaan CRE dengan sampel yang berasal dari manusia dan kata kunci pencarian adalah ‘antimicrobial susceptibility test’ OR ‘microbial sensitivity test’ OR ‘antimicrobial susceptibility breakpoint determination’ AND ‘carbapenem-resistant Enterobactericeae’ OR ‘carbapenemase-producing Enterobacteriaceae’. Tahapan selanjutnya dilakukan sesuai dengan pedoman preferred reporting items for systematic reviews and meta-analyses (PRISMA).
Hasil: Hasil pencarian dan alur seleksi menghasilkan 11 artikel yang kemudian diekstraksi dan dianalisis. Prevalensi CRE sebesar 9,6% pada studi yang bertujuan untuk skrining kasus CRE. Deteksi CRE paling banyak dilakukan pada sampel urin dan darah dengan mengunakan metode Vitek-2® dan disk diffusion untuk mendeteksi resistensi mikroba terhadap imipenem dan meropenem.
Kesimpulan: Didapatkan prevalensi yang tinggi pada studi penapisan kasus CRE. Vitek-2® merupakan metode deteksi CRE yang paling sering, dan metode disk diffusion dapat menjadi alternatif apabila sumber daya terbatas. Pemeriksaan CRE dapat dilanjutkan dengan mendeteksi carbapenemase-producing CRE (CP-CRE) menggunakan uji genotipik, fenotipik, dan fluorogenik.