Rhabdomyolysis in Thyroid Crisis

  • Nanny Natalia Mulyani Soetedjo Divisi Endokrinologi, Metabolik dan Diabetes, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran – RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Indonesia
  • Luse Loe Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Atma Jaya, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
  • Maya Kusumawati Divisi Endokrinologi, Metabolik dan Diabetes, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran – RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Indonesia
  • Ervita Ritonga Divisi Endokrinologi, Metabolik dan Diabetes, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran – RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Indonesia
  • Hikmat Permana Divisi Endokrinologi, Metabolik dan Diabetes, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran – RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Indonesia
Kata Kunci: Rhabdomiolisis, hipertiroid, Graves’ disease

Abstrak

Pendahuluan: Kondisi rhabdomiolisis dengan krisis tiroid sangat jarang terjadi, di dunia hanya ada terdapat 7 laporan kasus. Kasus ini merupakan kasus kedelapan yang dilaporkan.
Laporan Kasus: Laporan kasus mengenai seorang laki-laki 46 tahun dengan Graves’ Disease yang datang dengan krisis tiroid dan rhabdomiolisis.
Diskusi: Pasien datang dengan sesak dan jantung berdebar-debar sejak 10 jam sebelum masuk RS ada takikardi (160 kali/menit), takipnea (26 kali/menit), pembesaran tiroid, kelemahan motorik, ronki basah kasar paru bilateral dengan Burch-Wartofsky Point Scale: 60 dan Japan Thyroid Association: TS2 first combination. Laboratorium menunjukkan peningkatan hormon tiroid fT4 lebih besar dari 5.0, TSHs: 0.06 uIU/ml, positif TRAb dan Anti TPO, hiperkalemia (7.7 meq/L), ureum 144 mg/dl, kreatinin 1.92 mg/dl, peningkatan creatine kinase (CK) 3645 U/L. Pasien diterapi dengan tatalaksana krisis tiroid (propiltiourasil, lugol, dexamethasone) dan terapi tambahan (dobutamin, digoksin, furosemide, antibiotika, terapi hiperkalemia). Pasien pulang setelah 11 hari perawatan dengan resolusi klinis dan perbaikan kadar CK, ureum, dan kreatinin.
Kesimpulan: Hipertiroid dapat menyebabkan rhabdomiolisis. Kondisi ini perlu diwaspadai dan menjadi diagnosis banding pada rhabdomiolisis non traumatik yang disertai gangguan ginjal akut, sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan lebih cepat dan baik.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2022-11-21
Viewer: 382 times
PDF downloaded: 449 times