Perbedaan Pengaruh Latihan Penguatan Otot Kuadrisep terhadap Massa Bebas Lemak Ekstremitas Bawah dan Kekuatan Otot Kuadrisep pada Penderita Osteoartritis Lutut dengan Tingkat Aktivitas Fisik Rendah dan Tinggi

  • Susan Salsabila Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung
  • Marina Annette Moeliono Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung
  • Sunaryo Barki Sastradimadja Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung
  • Dwi Agustian Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung
Kata Kunci: Osteoartritis lutut, Latihan penguatan otot kuadrisep, Massa bebas lemak ekstremitas bawah, Kekuatan otot kuadrisep

Abstrak

Pendahuluan: Osteoartritis (OA) lutut lebih sering menyebabkan rasa sakit dan disabilitas dibanding OA sendi lainnya. Kualitas otot ekstremitas bawah yang terdiri dari massa otot ekstremitas bawah dan kekuatan otot kuadrisep adalah salah satu faktor risiko OA lutut. Massa bebas lemak ekstremitas bawah (MBLEB) adalah representasi massa otot ekstremitas bawah. Tingkat aktivitas fisik merupakan faktor yang mempengaruhi MBLEB dan kekuatan otot kuadrisep. Latihan penguatan otot kuadrisep merupakan upaya meningkatkan MBLEB dan kekuatan otot kuadrisep.

Metode: Sebanyak 42 orang subjek wanita penderita OA lutut mengikuti penelitian ini. Dilakukan wawancara untuk mendapatkan data karakteristik, dan tingkat aktivitas fisik serta asupan energi dengan meotode recall 2 x 24 jam. Pengukuran MBLEB menggunakan segmental Multifrequency Bio-Impedance Analyzer (BIA) Tanita MC180A dan kekuatan otot kuadrisep menggunakan dinamometer isometrik BASELINE® Evaluation Instrument dilakukan sebelum dan sesudah pemberian latihan penguatan otot kuadriseps dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 8 minggu.

Hasil: Latihan penguatan otot kuadrisep tidak meningkatkan MBLEB, namun meningkatkan kekuatan otot kuadrisep secara bermakna (p=0,00) pada tingkat aktivitas fisik rendah dan tingkat aktivitas fisik tinggi. Perbedaan perubahan antara tingkat aktivitas fisik fisik rendah dan tinggi tidak berbeda pada MBLEB, dan berbeda bermakna pada kekuatan otot kuadrisep baik ektremitas kiri (p=0,01) ataupun kanan (p=0,04).

Kesimpulan: Pemberian latihan penguatan otot kuadrisep tidak meningkatkan MBLEB namun meningkatkan kekuatan otot kuadrisep. Perubahan MBLEB antara aktivitas fisik rendah dan tinggi tidak berbeda, sedangkan perubahan kekuatan otot kuadrisep berbeda.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2019-10-02
Viewer: 433 times
PDF (English) downloaded: 297 times