Karakteristik Klinis dan Kesintasan Keratoplasti Tembus Optik di Layanan Tingkat Tersier di Indonesia: Studi Retrospektif 4 Tahun

  • Syska Widyawati Divisi Kornea dan Bedah Refraktif, Departemen Oftalmologi, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kirana, Jakarta
  • Tjahjono D. Gondhowiardjo Divisi Kornea dan Bedah Refraktif, Departemen Oftalmologi, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kirana, Jakarta
  • Rina La Distia Nora Divisi Infeksi dan Imunologi, Departemen Oftalmologi, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kirana, Jakarta
  • Yulika Harniza Departemen Oftalmologi, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kirana, Jakarta
  • Cut Putri Samira Departemen Oftalmologi, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kirana, Jakarta
  • Ivana Beatrice Alberta Departemen Oftalmologi, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kirana, Jakarta
Kata Kunci: Penolakan cangkok, Kelangsungan hidup cangkok, Analisis kelangsungan hidup Kaplan Meier, Keratoplast penetrasi

Abstrak

Pendahuluan: Tujuan penelitian untuk mengevaluasi karakteristik demografi pasien, indikasi dan variabel yang berhubungan dengan kesintasan keratoplasti tembus (PK). Desain penelitian: Penelitian ini adalah seri kasus retrospektif.

Metode: Menelusuri semua rekam medis pasien PK dari tahun 2015 hingga 2018 di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Variabel yang ditelusuri adalah indikasi operasi, vaskularisasi kornea, cangkok yang gagal sebelumnya, glaukoma setelah PK, dan komplikasi lainnya. Tingkat kesintasan PK ditunjukkan pada kurva Kaplan Meier menggunakan SPSS v20.0.

Hasil: Sebanyak 214 pasien yang menjalani PK (pria 67,3%, wanita 32,7%) dengan usia rata-rata 42,11 (0-85) tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Tiga indikasi keratoplasti yang paling umum adalah bekas luka kornea (32,7%), ulkus kornea infeksi (25,5%), dan cangkok yang gagal (19,2%). Tingkat kesintasan cangkok keseluruhan untuk PK adalah 61,7%. Rerata waktu kelangsungan hidup cangkok adalah 14,388 ± 0,580 bulan (95% CI; 13,252-15,524).

Kesimpulan: Tingkat kesintasan keratoplasti tembus optik adalah 61,7%. Penetapan diagnosis dini yang tepat, prosedur bedah yang wajar, pemantauan ketat, dan deteksi dini komplikasi dengan intervensi proaktif mengarah pada hasil yang lebih baik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan hubungan antara faktor risiko kegagalan cangkok kornea.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2023-02-04
Viewer: 213 times
PDF (English) downloaded: 249 times