Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dan Compulsive Buying Disorder pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran
Abstrak
Pendahuluan: Pada tingkat tertentu, rasa cemas yang berlebihan dapat mengarah kepada gangguan cemas dan berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-hari. Mahasiswa kedokteran memiliki prevalensi gangguan cemas yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum. Rasa cemas tersebut dapat berujung pada kecenderungan perilaku negatif dan gangguan mental tertentu, seperti Compulsive Buying Disorder (CBD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dan CBD pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pengambilan data secara potong lintang (cross-sectional) terhadap 107 responden yang merupakan mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FKIK UAJ). Metode pengambilan data menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42) dan Revised Edwards Compulsive Buying Scale (ECBS-R). Analisis data penelitian menggunakan uji Chi-square.
Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dan CBD dengan p lebih kecil dari 0.001. Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian gangguan cemas pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ adalah 33,6%, dengan prevalensi tertinggi berada pada tingkat kecemasan sedang (16,8%), dan angka kejadian CBD adalah 25,2%.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dan CBD pada mahasiswa preklinik fakultas kedokteran.