Peran Mammografi Untuk Skrining Kanker Payudara: Sebuah Tinjauan Pustaka
Abstrak
Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita di Indonesia. Angka kesembuhan dapat ditingkatkan dengan deteksi dini dan pemberian terapi yang sesuai. Modalitas deteksi dini yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) adalah skrining mammografi. Tujuan studi ini untuk mengetahui peran serta kelebihan kekurangan mammografi dibandingkan dengan modalitas lainnya. Metode yang digunakan adalah tinjauan pustaka dengan 30 literatur yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil disampaikan secara naratif. Terdapat kelebihan skrining mammografi yaitu menurunkan angka kematian, meningkatkan pemberian terapi lebih awal, dan meningkatkan kualitas diagnostik sebagai tindak lanjut dari hasil skrining. Kekurangan dari modalitas ini yaitu overdiagnosis, false alarm, kanker interval, dan risiko radiasi. Skrining mammografi dapat dikombinasikan dengan modalitas lain untuk meningkatkan akurasi seperti dengan MRI pada wanita berisiko tinggi dan USG pada wanita dengan payudara yang lebih padat. Rekomendasi dimulainya skrining mammografi rutin per satu tahun adalah umur 40 tahun. Hambatan yang sering terjadi di negara berpenghasilan menengah ke bawah adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran, infrastruktur dan sumber daya yang tidak tersedia, aksesibilitas, biaya yang tidak memadai dan masih adanya rasa takut dan malu. Maka dari itu, manfaat skrining lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan dan dapat dikombinasikan dengan modallitas lain untuk meningkatkan akurasi.