Sinergisme In Vitro Sulbactam-Cefoperazone dan Fosfomycin Terhadap Escherichia Coli dan Klebsiella Aeromobilis Di Indonesia
Abstrak
Pendahuluan: Belum ada data kepekaan in vitro kombinasi Fosfomycin (FOS) dan Sulbactam-Cepoferazone (SUL-CPZ) di Indonesia. Bahkan data kepekaan berdasarkan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) masing-masing obat untuk Escherichia coli (E. coli) dan Klebsiella aeromobilis (K. aeromobilis) atau kombinasi keduanya sangat jarang, disisi lain data tersebut diperlukan oleh klinisi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional. Masing-masing tiga puluh galur isolat klinis E. coli dan K. aerobilis diuji kepekaannya dengan penentuan KHM FOS dan SUL-CPZ menggunakan pedoman EUCAST. Fenomena sinergisme, indepedensi, dan antagonisme antibiotika kombinasi ditentukan dengan cara titrasi “checkerboard”. Uji “time-kill” dikerjakan pada masing-masing satu isolat E. coli dan K. aeromobilis yang menunjukkan sinergisme dan indepedensi terhadap kombinasi antibiotika. Uji efek pasca paparan antibiotika dikerjakan pada satu galur E. coli yang menunjukkan efek sinergisme.
Hasil: KHM semua galur E. coli dan K. aeromobilis lebih rendah pada masing-masing antibiotika saat dalam kombinasi dibandingkan dengan KHM obat tunggal. Sinergisme pada E. coli dan K. aeromobilis teramati berturut-turut pada 53,3% dan 56,8%. Fenomena antagonisme tidak ditemukan Jumlah bakteri mati yang terpapar antibiotika kombinasi lebih banyak dibanding yang terpapar antibiotika tunggal, khususnya pada empat jam pertama. Efek pasca paparan antibiotika pada E. coli juga lebih panjang pada yang terpapar antbiotika kombinasi.
Kesimpulan: Efek sinergisme FOS dan SUL-CPZ teramati pada lebih dari separuh jumlah bakteri dan tidak ada antagonisme. Temuan ini dapat dipertimbangkan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut terapi empirik infeksi E. coli dan K. aeromobilis.