Anosmia Sebagai Faktor Prediktor Derajat Keparahan Ringan Pada Penderita COVID-19 Rawat Inap di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya

  • Wiyono Hadi Departemen Ilmu Hidung Telinga Tenggorokan/Kepala Leher (THT/KL) Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya / Departemen Ilmu Hidung Telinga Tenggorokan/Kepala Leher (THT/KL) Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya, Indonesia
  • Titiek Ernawati Departemen Ilmu Mata Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia / Departemen Ilmu Mata Rumah Sakit Primasatya Husada Citra Surabaya, Indonesia
  • Bernadette Novita Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia
  • Tjipto Wibowo Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Rumah sakit Primasatya Husada Citra Surabaya, Indonesia
  • Vincentius Diamantino Supit Departemen Gawat Darurat, Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya
  • Albert Setiawan Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia
  • Kevin Samsudin Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia
  • Ferdinand Erwin Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia
Kata Kunci: Anosmia, COVID-19, Derajat Keparahan

Abstrak

Pendahuluan: Anosmia merupakan salah satu karakteristik klinis pasien COVID-19. Anosmia dilaporkan sebagai gejala pertama sebelum gejala yang lain. Penelitian sebelumnya menunjukkan anosmia berimplikasi sebagai faktor prognosis protektif pada pasien COVID-19. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan karakteristik pasien COVID-19 dengan gejala anosmia serta hubungannya dengan derajat keparahan.
Metode: Penelitian studi deskriptif, cross-sectional, retrospektif dengan jumlah sampel 149 pasien dikonfirmasi COVID-19. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat inap mulai tanggal 01 Maret hingga 31 Juli 2020 di rumah sakit Primasatya Husada Citra Surabaya (RS PHC Surabaya). Pasien COVID-19 dibagi menjadi dua grup yaitu dengan dan tanpa gejala anosmia. Karakteristik klinis pasien dideskripsikan pada tabel dan dilakukan penghitungan odd ratio untuk mengetahui faktor risiko terjadinya derajat keparahan berat pada pasien COVID-19.
Hasil: Pasien yang mengalami anosmia rata-rata berusia 32 tahun dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak (63,2%), pasien dengan gejala anosmia didapatkan lebih banyak pasien dengan derajat keparahan rendah (89,5%) dengan odd ratio terjadinya derajat keparahan berat 0,479. Pasien dengan gejala anosmia disertai dengan gejala lain seperti batuk, rinorea, nyeri tenggorokan, sesak, nyeri kepala, dan nyeri otot (p < 0,05).
Kesimpulan: Pasien COVID-19 dengan gejala anosmia memiliki derajat keparahan yang lebih ringan dibandingkan pasien yang tanpa gejala anosmia.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2021-06-22
Viewer: 862 times
PDF (English) downloaded: 1012 times