Peranan Rasio Neutrofil terhadap Limfosit, Rasio Monosit terhadap Limfosit, dan Jumlah Relatif Eosinofil pada Pasien Dermatitis Atopik

  • Stephanie Djuanda Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Atma Jaya
  • Stefanus Lembar Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Atma Jaya
  • Inneke Jane Hidajat Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Atma Jaya
  • Dani Djuanda Departemen Kulit dan Kelamin, Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading
Kata Kunci: Rasio neutrofil terhadap limfosit, rasio monosit terhadap limfosit, jumlah relatif eosinofil, dermatitis atopik

Abstrak

Pendahuluan: Dermatitis Atopik (DA) merupakan inflamasi pada kulit yang ditandai dengan peradangan kronis residif disertai gatal. Mekanisme inflamasi dan banyak reaksi imunitas dalam tubuh terlibat dalam DA. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis DA, di antaranya rasio neutrofil terhadap limfosit (NLR), rasio monosit terhadap limfosit (MLR), dan jumlah relatif eosinofil yang efektif, murah, dan mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan NLR, MLR, dan jumlah relatif eosinofil pada DA, serta mengetahui sensitivitas dan spesifisitasnya.
Metode: Metode penelitian potong lintang dengan menggunakan apusan darah tepi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 61 pasien DA yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta 61 kontrol sehat. Kemudian data dianalisis dengan uji normalitas Komolgorov-Smirnov dan Saphiro-Wilk serta uji statistik T tidak berpasangan, Mann-Whitney U dengan SPSS.
Hasil: Hasil analisis data menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara NLR pasien DA dan kontrol sehat, p=0,858. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan yang bermakna antara MLR dan jumlah relatif eosinofil pada pasien DA dan kontrol sehat dengan nilai p=0,000 dan p=0,013. Nilai cut-off MLR dan jumlah relatif eosinofil masing-masing <0,0488 (sensitivitas 70,5%, spesifisitas 72,1%, AUC 75,2%) dan >2,25 (sensitivitas 70,5%, spesifisitas 77%, AUC 78%).
Kesimpulan: MLR dan jumlah relatif eosinofil dapat diusulkan sebagai alat diagnostik untuk membantu penegakkan diagnosis DA, namun NLR tidak dapat dijadikan alat diagnostik DA.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2021-01-23
Viewer: 400 times
PDF (English) downloaded: 824 times