Penularan COVID-19, Laporan Kasus Seorang Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Abstrak
Sejak COVID-19 merebak pertama kali di Jakarta di awal Maret 2020, angka infeksi perlahan tapi pasti makin meningkat. Tenaga kesehatan yang bekerja langsung melayani pasien, termasuk Dokter Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), menjadi rentan untuk terkena infeksi. Berikut ini satu kisah seorang PPDS Obstetri dan Ginekologi yang terinfeksi COVID-19 dan berhasil sembuh setelah melalui masa isolasi mandiri. Pada bulan Maret tahun 2020, PPDS yang saat itu bertugas di poliklinik Obstetri di suatu Rumah Sakit rujukan COVID-19 di Jakarta, mengalami mialgia, demam, sakit kepala, nyeri tenggorokan, batuk berdahak dan pilek. Kondisi sakit menyebabkan PPDS diistirahatkan. Keluhan membaik dalam beberapa hari, setelah minum obat dan suplementasi multivitamin. Satu minggu kemudian, PPDS beserta teman PPDS dan staf melakukan pemeriksaan swab nasofaring di RS tersebut, lalu sample dikirimkan ke Litbangkes untuk dilakukan pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) terhadap SARS-CoV-2. Hasil didapat 20 hari kemudian dan PPDS tersebut dinyatakan positif. Di saat hasil keluar, PPDS yang sudah merasa sehat sedang menjalani rotasi di RS lain. Protokol isolasi mandiri selama 2 minggu segera dijalani, asupan bergizi, suplementasi, olahraga, berpikir positif dan terus berdoa. Penularan COVID-19 kemungkinan dapat terjadi saat melayani pasien, social distancing dan penggunaan masker yang kurang terjaga saat bersama teman-teman PPDS, bidan, perawat dan juga staf. Lamanya hasil swab RT-PCR membuat kesulitan untuk tracing, risiko penularan meluas dan tertundanya upaya memutus rantai penularan COVID-19 selain dapat mengganggu rotasi pendidikan.