Hubungan antara Kelas Fungsional Gagal Jantung Kronik dengan Tingkat Keparahan Anemia pada Pasien di Rumah Sakit Atma Jaya
Abstrak
Pendahuluan: Diperkirakan ada 40 juta orang menderita gagal jantung (GJ) di dunia, di Indonesia ditemukan pada 13% populasi. Angka kejadian anemia pada GJ ditemukan berkisar antara 17-50%. Anemia diketahui dapat meningkatkan risiko mortalitas dan prognosis pada pasien GJ dan pengertian lebih akan mekanismenya akan meningkatkan efektivitas pengobatan.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain potong lintang. Data diambil dari rekam medis medis pasien GJ yang masuk dari tahun 2016-2018 dan dikelompokan berdasarkan New York Heart Association Functional Class (NYHA-FC) dan keparahan anemia (WHO anemia cut-off point).
Hasil: Terdapat 81 pasien gagal jantung dengan anemia dianalisa dan terdiri atas 34,57% NYHA II, 24,69% NYHA III, dan 40,7% NYHA IV. Sebanyak 50,6% pasien masuk anemia ringan dan 49,4% anemia sedang. Tidak ditemukan anemia berat. Hasil analisis multivariat menunjukan kelas fungsional gagal jantung kronik tidak memiliki hubungan bermakna dengan tingkat keparahan anemia (p = 0,179).
Kesimpulan: Kelas fungsional GJ kronik tidak memiliki hubungan dengan tingkat keparahan anemia. Pasien gagal jantung tanpa komplikasi gagal ginjal jarang ditemukan anemia berat.