Hubungan antara Psikobiotik dengan Gangguan Kecemasan
Abstrak
Kecemasan memiliki manifestasi yang melibatkan rasa takut dan cemas berlebih yang berdampak pada kehidupan sehari-hari. Prevalensi kecemasan diperkirakan mencapai 10.6% dalam satu tahun dan 16.6% seumur hidup di dunia. Psikobiotik menjadi salah satu terapi kecemasan yang menjanjikan. Tulisan ini dilakukan dengan mencari sumber dari jurnal dan buku teks terkait dengan patogenesis kecemasan, hubungan otak dengan saluran cerna, mikrobiota dan psikobiotik, dan hubungan antara psikobiotik dengan kecemasan. Kecemasan melibatkan disregulasi neurotransmitter seperti gamma-aminobutyric-acid, serotonin, dan noradrenaline. Metabolisme triptofan melalui jalur kynurenine dan hormon yang disekresi oleh saluran pencernaan juga berperan dalam kecemasan. Selain melalui N. vagus, faktor inflamasi dari kortisol dalam aksis hipotalamus-pituitari-adrenal menjadi penghubung antara saluran cerna dan otak dalam hal kecemasan. Psikobiotik berperan memproduksi neurotransmitter yang mengalami disregulasi saat kondisi cemas. Produksi asam lemak rantai pendek, metabolisme triptofan, dan microbe-associated molecular pattern pada psikobiotik membuat adanya faktor protektif terhadap kebocoran usus dan mengurangi inflamasi yang dihasilkan oleh bakteri patogen. Asam lemak rantai pendek berinteraksi dengan peptida kolesistokinin, peptide tyrosine tyrosine, dan glucagon like peptide-1. Proses hubungan antara psikobiotik dan kecemasan ini diperantarai oleh N. vagus. Dengan demikian, psikobiotik berperan dalam membantu mengurangi kecemasan.