Laporan Kasus Berbasis Bukti: Dapatkah Indeks Mentzer Membimbing Diagnosis Anemia Mikrositik di Daerah Rural Indonesia?

Abstrak

Pendahuluan: Indonesia yang merupakan bagian dari “Thalassemia Belt” memiliki beban hemoglobinopati yang tinggi, dengan prevalensi pembawa sifat β-thalassemia (BTT) diperkirakan mencapai hingga 10% dari populasi. Di daerah terpencil dengan keterbatasan akses terhadap pemeriksaan diagnostik lanjutan, penggunaan indeks hematologis seperti Mentzer Index dapat membantu penegakan diagnosis awal untuk membedakan antara BTT dan anemia defisiensi besi (ADB).
Metode: Penelusuran literatur dilakukan secara sistematis melalui basis data MEDLINE dan EBSCO untuk menemukan studi diagnostik atau potong lintang yang membandingkan indeks sel darah merah, khususnya Mentzer Index, dalam membedakan ADB dan BTT. Studi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi diseleksi dan kemudian dilakukan telaah kritis oleh tiga penelaah berdasarkan aspek validitas, pentingnya hasil, dan aplikabilitas.
Hasil: Enam studi dengan level of evidence 4 disertakan dalam telaah ini. Mentzer Index dievaluasi pada semua studi, dengan nilai sensitivitas berkisar antara 66% hingga 100% dan spesifisitas antara 47,1% hingga 100%. Studi oleh Rashwan et al. dan Jasim et al. menunjukkan akurasi yang sangat tinggi, sementara studi lokal oleh Indrasari et al. di Indonesia menunjukkan hasil yang lebih rendah (sensitivitas 66%, spesifisitas 62,5%). Variabilitas performa diagnostik ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik populasi, spektrum penyakit, dan metode laboratorium yang digunakan.
Kesimpulan: Mentzer Index menunjukkan potensi sebagai alat diagnostik awal yang menjanjikan, khususnya di daerah dengan keterbatasan fasilitas pemeriksaan lanjutan. Namun, mengingat adanya variasi akurasi antar populasi, penilaian klinis tetap diperlukan. Mentzer Index dapat digunakan sebagai alat skrining awal, namun tidak dapat menggantikan pemeriksaan konfirmasi jika tersedia.