Karakteristik Klinis dan Demografi Pasien Infark Miokard Elevasi ST di Siloam Heart Center: A Single Center Study
Abstrak
Pendahuluan: Penyakit kardiovaskular tetap menjadi penyebab utama kematian secara global, dengan ST-elevation myocardial infarction (STEMI) sebagai penyebab kematian tertinggi di antara acute coronary syndromes (ACS). Intervensi dini, seperti percutaneous coronary intervention (PCI), terbukti meningkatkan luaran klinis. Tujuan: Mendeskripsikan profil klinis dan demografis pasien STEMI di Indonesia serta mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit.
Metode: Studi deskriptif retrospektif dilakukan pada pasien STEMI yang menjalani PCI di Rumah Sakit Pusat Jantung dari Januari hingga Desember 2024. Data diperoleh dari rekam medis elektronik, hanya mencakup kasus STEMI yang telah terkonfirmasi dan memiliki dokumentasi lengkap.
Hasil: Sebanyak 87 pasien dimasukkan dalam studi, Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (92%) dan berusia di atas 50 tahun (66.7%). Hipertensi (49.4%), merokok (46%), dan diabetes melitus (27.6%) merupakan komorbiditas yang paling sering ditemukan. Leukositosis terjadi pada 86.2% pasien, dan seluruh pasien menunjukkan kenaikan kadar troponin. Meskipun pembesaran jantung sering terlihat pada foto toraks, 46% memiliki fraksi ejeksi yang masih baik berdasarkan pemeriksaan ekokardiografi. Infark inferior (34.5%) serta anterior (19.5%, 17.2%) merupakan temuan EKG yang paling umum. Arteri left anterior descending (LAD) terdampak pada 85.1% pasien, dan three-vessel disease ditemukan pada 49.4% pasien. Rata-rata waktu door-to-balloon (DTB) adalah 86.25 menit. Pada komplikasi intra-PCI, dissection terjadi pada 2,3% pasien.
Kesimpulan: STEMI di Indonesia lebih banyak menyerang laki-laki lanjut usia dengan faktor risiko kardiovaskular yang dapat dimodifikasi. Faktor-faktor ini berkaitan erat dengan keterlibatan koroner yang berat, terutama penyakit multi-vessel.
##plugins.generic.usageStats.downloads##

