Aspek Biomekanika Forensik Pada Trauma Peluru Plastik Airsoft Gun
Abstrak
Aspek biomekanika trauma yang diakibatkan senjata api (termasuk airsoft gun) bergantung pada energi peluru dan kekuatan tahanan jaringan tubuh. Energi yang dihasilkan peluru plastik airsoft gun lebih rendah dibandingkan senjata api, sehingga trauma yang ditimbulkan tidak bersifat lethal, namun cukup kuat untuk menimbulkan kerusakan pada jaringan tubuh. Energi peluru per luas permukaan tubuh dipengaruhi oleh kecepatan lontaran, berat, dan diameter peluru. Energi maksimum airsoft gun yang diizinkan di Indonesia sebesar 2 Joule, dengan diameter maksimum peluru plastik 8 mm dan berat maksimum 0,4 gram. Penggunaan peluru plastik airsoft gun pada literatur rata-rata sebesar 6 mm, dengan berat peluru yang bervariasi. Bila dikombinasikan dengan energi maksimum sebesar 2 Joule sesuai peraturan di Indonesia, akan menghasilkan energi per luas permukaan maksimum sebesar 7 J/cm2. Kasus perlukaan akibat peluru plastik paling banyak ditemukan pada bola mata dengan ketahanan jaringan sebesar 4,3-4,8 J/cm2. Perlukaan yang paling sering berupa abrasi kornea, hifema, ruptur bola mata, dan kontusio. Kulit memiliki ketahanan jaringan yang lebih besar, yaitu sebesar 23,99 J/cm2, namun tetap ditemukan kasus penetrasi peluru plastik pada kulit area wajah dengan manifestasi klinis berupa kulit yang eritem dan peluru yang bersarang 5 mm di bawah kulit.
##plugins.generic.usageStats.downloads##

