Hubungan Berat Badan Lahir dengan Status Gizi Stunting pada Anak Usia 2-59 Bulan

  • Aulia Yasmin Dewantari Fakultas Kedokteran, Universitas Ahmad Dahlan
  • Annisa Annisa Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Ahmad Dahlan
  • Nurcholid Umam Kurniawan Departemen Pediatrik, Fakultas Kedokteran, Universitas Ahmad Dahlan
Kata Kunci: Anak, Berat badan lahir rendah, Stunting

Abstrak

Pendahuluan: Stunting masih menjadi masalah nutrisi pada anak di seluruh dunia, dengan prevalensi 21,3% (2019). Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor risiko stunting. Stunting masih menjadi permasalahan kesehatan karena memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan berat badan lahir (BBL) dengan status gizi stunting pada anak usia 2-59 bulan dan karakteristiknya berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh 1.
Metode: Desain penelitian berupa kasus-kontrol yang diambil dari data sekunder yaitu data timbang balita di Posyandu dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Hasil: Dari total 80 anak, stunting dialami oleh 27 anak (67,5%) pada usia 2-24 bulan dan 13 anak (32,5%) pada usia 25-59 bulan. Stunting terjadi pada 21 anak laki-laki (52,5%). Uji Chi-square pada analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara BBL dengan status gizi stunting (p value = 0,009; OR = 13,000; CI = 1,576-107,228).
Kesimpulan: Penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara BBL dengan status gizi stunting (p kurang dari 0,05), yaitu anak dengan BBLR berisiko 13 kali lipat lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan dengan anak tidak BBLR. Stunting banyak terjadi pada anak laki-laki.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2025-10-13
Viewer: 112 times
PDF (English) downloaded: 53 times