Hubungan Disfungsi Otonom Dengan Derajat Keparahan Penderita Parkinsonisme

  • Imelda Floransia Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
  • Corry N. Mahama Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
  • Herlyani Khosama Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
Kata Kunci: Disfungsi Otonom, Hoehn and Yahr, Parkinsonisme, SCOPA-AUT

Abstrak

Pendahuluan: Disfungsi otonom merupakan salah satu gejala non-motorik parkinsonisme namun belum menjadi perhatian klinis. Tujuan penelitian ini adalah menilai hubungan disfungsi otonom dengan derajat keparahan penderita parkinsonisme.
Metode: Sebanyak 121 subyek rawat jalan di Poliklinik Saraf RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, diikutsertakan secara konsekutif pada studi potong lintang analitik. Dilakukan pencatatan karakteristik penderita, gejala dan pemeriksaan disfungsi otonom. Data dianalisis menggunakan Chi Square, Mann Whitney U, Kruskal-Wallis dan regresi logistik.
Hasil: Hampir seluruh variabel pengukur fungsi otonom cenderung menunjukkan derajat keparahan parkinsonisme lebih tinggi (p kurang dari 0,001). Setiap kenaikan nilai SCOPA-AUT INA cenderung meningkatkan odds stadium Hoehn and Yahr (OR lebih besar dari 1) juga pada perbedaan tekanan darah tes ortostatik yang semakin besar, usia lebih tua, masa sakit yang lama, periode terapi lebih panjang, dan penggunaan kombinasi obat antiparkinson.
Kesimpulan: Disfungsi otonom berhubungan bermakna dengan derajat keparahan parkinsonisme.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2020-03-13
Viewer: 172 times
PDF downloaded: 324 times