Konsensus Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia tentang Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Batu Saluran Empedu

  • Muhammad Iqbal Rivai Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RSUP Dr. M. Djamil, Padang, Indonesia
  • Arnetta Naomi Louise Lalisang Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
  • Adianto Nugroho Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, RSUP Fatmawati, Jakarta, Indonesia
  • Agung Ary Wibowo Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, RSUD Ulin, Banjarmasin, Indonesia
  • Adeodatus Yuda Handaya Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia
  • Fransiscus Arifin Departemen Bedah, RSUD Dr. M. Soewandhie, Surabaya, Indonesia
  • Indah Situmorang Departemen Bedah, RS Pelni, Jakarta, Indonesia
  • Erik Prabowo Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, RSUP Dr. Kariadi, Semarang, Indonesia
  • Irwan Irwan Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RSUP Dr. M. Djamil, Padang, Indonesia
  • Maria Mayasari Departemen Bedah, RS St. Carolus, Jakarta, Indonesia
  • Michael Tendean Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado, Indonesia
  • Reno Rudiman Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia
  • Kunsemedi Setyadi Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, RSUP Dr. Kariadi, Semarang, Indonesia
  • Muhammad Shobachun Niam Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang, Indonesia
  • Bambang Suprapto Departemen Bedah, RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Indonesia
  • Jeffri Putra Departemen Bedah, RS Siloam Sriwijaya, Palembang, Indonesia
  • Tommy Lesmana Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Indonesia
  • Yarman Mazni Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
  • Adi Muradi Muhar Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • I Made Mulyawan Departemen Bedah, RS Kasih Ibu, Denpasar, Indonesia
  • Warsinggih Warsinggih Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Indonesia
  • Toar Jean Maurice Lalisang Divisi Bedah Digestif, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
Kata Kunci: Batu saluran empedu, Koledokolitiasis, Bedah digestif

Abstrak

Pendahuluan: Koledokolitiasis, adanya batu pada common bile duct (CBD), merupakan tantangan dalam bidang bedah digestif karena ragam kasus yang sangat bervariasi dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Hingga saat ini, pilihan modalitas diagnosis dan terapi semakin berkembang, baik dari prosedur noninvasif hingga invasif. Oleh sebab itu, Perhimpunan Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI) memberikan rekomendasi terhadap pengelolaan kasus batu CBD di Indonesia.
Metode: Konsensus disusun menggunakan survei Delphi yang melibatkan para pakar bedah digestif dari berbagai kota di Indonesia. Berbagai isu terkait diagnosis dan tatalaksana batu CBD disusun dan dijawab sesuai dengan penelitian terkini, namun juga mempertimbangkan pendapat dari para pakar.
Hasil: Konsensus ini terdiri dari dua bagian, yaitu 15 rekomendasi terkait pemilihan modalitas diagnosis dan 10 rekomendasi terkait pilihan tatalaksana. Rekomendasi terkait diagnosis mencakup penggunaan ultrasonografi, CT-scan abdomen, dan magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP). Selain prosedur terapeutik standar, konsensus ini juga memberikan rekomendasi mengenai prosedur terkini, seperti endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP), laparoscopic common bile duct exploration (LCBDE), hingga open common bile duct exploration (OCBDE).
Kesimpulan: Rekomendasi ini diharapkan dapat membantu para ahli bedah digestif dalam memberikan tatalaksana terbaik pada kasus batu CBD.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2024-05-06
##submission.howToCite##
Rivai, M. I., Lalisang, A. N. L., Nugroho, A., Wibowo, A. A., Handaya, A. Y., Arifin, F., Situmorang, I., Prabowo, E., Irwan, I., Mayasari, M., Tendean, M., Rudiman, R., Setyadi, K., Niam, M. S., Suprapto, B., Putra, J., Lesmana, T., Mazni, Y., Muhar, A. M., Mulyawan, I. M., Warsinggih, W., & Lalisang, T. J. M. (2024). Konsensus Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia tentang Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Batu Saluran Empedu. Majalah Kedokteran Indonesia, 74(2), 51 - 63. https://doi.org/10.47830/jinma-vol.74.2-2024-1188
Viewer: 438 times
PDF downloaded: 297 times