Membedakan Antara Suasana Berkabung dengan Depresi pada Skizofrenia Paranoid Kemunduran Stabil

  • Afiyatul Mardiyah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
  • Annada Sofia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
  • Afid Brilliana Putra Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
  • Petrin Redayani Lukman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
Kata Kunci: Depresi, Skizofrenia, Skizoafektif, Suasana berkabung

Abstrak

Pendahuluan: Pasien skizofrenia dengan riwayat kehilangan anggota keluarga terdekat dapat memunculkan afek depresif yang sering disalahartikan sebagai episode depresi atau justru skizoafektif.
Laporan kasus: Perempuan 45 tahun merupakan pasien skizofrenia paranoid (F20.02). Selama sebulan terakhir, pasien juga sering merasa lelah dan tidak bersemangat. Ia berpikir tinggal menunggu waktu saja untuk bisa menyusul kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia. Pasien tidak memiliki niatan bunuh diri dan tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri. Terdapat dua diagnosis banding pada pasien ini, yaitu skizoafektif tipe depresif (F25.1) dan episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3).
Diskusi: Topik pembicaraan pada gangguan afek pasien ini selalu berkaitan dengan suasana berkabung, yaitu kematian kedua orang tuanya. Respon terhadap kehilangan yang bermakna, misalnya berkabung, sangat mungkin menyerupai episode depresif.
Kesimpulan: Suasana berkabung dapat dibedakan dengan episode depresi dengan melihat beberapa karakteristik gejalanya. Diagnosis yang tepat bertujuan untuk memberikan tatalaksana yang sesuai sehingga dapat membantu pasien mencapai fase terbaiknya.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##

Departemen Psikiatri, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia

Diterbitkan
2024-05-06
Viewer: 273 times
PDF downloaded: 238 times