Diagnosis Cepat Aspergilosis Paru Kronik pada Pasien Penyakit Resparasi: Harapan bagi Daerah Bersumber Daya Terbatas
Abstrak
Pendahuluan: Aspergillosis paru kronik (APK) merupakan beban kesehatan global, namun diagnosisnya tidak mudah karena gambaran klinis dan radiologis yang tidak khas. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemeriksaan antibodi spesifik Aspergillus berbasis lateral flow assay (LFA) dapat menjadi alternatif dalam mendiagnosis APK secara cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil deteksi antibodi spesifik Aspergillus sebagai bagian dari diagnosis APK pada berbagai populasi pasien di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan kompilasi dari riset sebelumnya tentang APK di Jakarta selama periode 2018-2021. Pemeriksaan serologi dilakukan di Laboratorium Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Semua serum pasien yang memenuhi kriteria inklusi diuji menggunakan kit deteksi antibodi spesifik Aspergillus (LDBio, Diagnostics, Lyon, Prancis) metode immunochromatography (LDBio Aspergillus ICT) sesuai petunjuk produsen.
Hasil: Diperoleh 314 serum pasien sesuai kriteria inklusi yang terbagi dalam empat kelompok pasien: bekas TB (n=82), TB aktif (n=105), asma tidak terkendali (n=50), dan kanker paru (n=77). Hasil positif LDBio Aspergillus ICT adalah 43%, 11%, 16%, dan 14% berturut-turut pada kelompok bekas TB, TB aktif, asma tidak terkontrol, dan kanker paru. Analisis klinis menunjukkan bahwa prevalensi APK berkisar 6-22% pada seluruh populasi tersebut.
Kesimpulan: Pemeriksaan LDBio Aspergillus ICT berpotensi menjadi point-of-care-test untuk diagnosis dini APK di tempat dengan sumber daya terbatas, termasuk Indonesia. Pasien bekas TB paling berisiko mengalami APK dibandingkan populasi pasien lain.