Perbandingan Skor Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Komprehensif Sebelum dan Saat Pandemi COVID-19
Abstrak
Pendahuluan: Pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19) telah menyebabkan perubahan metode pembelajaran dan penilaian mahasiswa kedokteran dari tatap muka menjadi daring. Beberapa modifikasi pun telah dilakukan dalam metode pembelajaran dan penilaian objective structured clinical examination (OSCE) guna pencapaian kompetensi mahasiswa tahap preklinik. Namun, pengaruh dari metode pembelajaran dan penilaian selama pandemi tersebut belum banyak dilaporkan. Studi ini bertujuan untuk membandingkan skor OSCE komprehensif sebelum dan saat pandemi COVID-19 pada mahasiswa tahun akhir tahap preklinik.
Metode: Studi potong lintang ini melibatkan data mahasiswa preklinik tahap akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (FKUINSHJ) yang menjalani OSCE pada tahun 2019, 2021, dan 2022. Data OSCE yang diambil meliputi tujuh area kompetensi klinis. Data kemudian dianalisis untuk membandingkan rerata skor OSCE antara tiga angkatan mahasiswa.
Hasil: Dari tiga angkatan mahasiswa (masing-masing N untuk tahun 2019, 2021, dan 2022: 82, 91, dan 88), rerata skor tertinggi diperoleh oleh mahasiswa yang OSCE tahun 2021 (skor 63,75), sementara skor paling rendah dijumpai pada OSCE tahun 2022 (skor 60,20). Di antara tujuh area kompetensi, terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik dalam aspek kemampuan anamnesis, pemeriksaan penunjang dan interpretasi data, penegakan diagnosis, serta profesionalisme.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan skor OSCE pada mahasiswa preklinik tahap akhir sebelum dan selama pandemi COVID-19. Dari tujuh area kompetensi, pembelajaran dan penilaian secara daring dapat diterapkan pada keterampilan anamnesis, komunikasi, tata laksana non farmakologi, sementara area lainnya memerlukan pengalaman praktik langsung.