Occupational Stress and Its Relation with the Tendency to Develop Mental Emotional Disorder Among Nurses who Directly Involved in Mentally III Patients' Care in A Mental Hospital in jakarta
Abstract
Pendahuluan: Penelitian tentang stres dan akibat yang ditimbulkannya lebih sering berfokus pada perawat pada umumnya, dan sedikit perhatian kepada perawat yang bekerja di Unit psikiatri/Rumah Sakit Jiwa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat stresor kerja dan faktor risiko lainnya dengan timbulnya kecenderungan gangguan mental emosional pada perawat di rumah sakit jiwa.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Kuesioner yang digunakan adalah Survey Diagnostik Stres, Symptom Check List (SCL-90), dan Skala Holmes Rahe pada 79 perawat yang terlibat langsung dengan penderita gangguan jiwa.
Hasil: Prevalensi kecenderungan gangguan mental emosional didapat sebesar 26,6%. Status belum menikah meningkatkan risiko untuk mendapatkan kecenderungan gangguan mental emosional sebesar 12,92 kali(p=0,003, OR suaian=12,92 , 95% IK=2,40-69,50). Bagian tempat kerja bangsal akut, kerja gilir dan stresor ketaksaan peran dengan tingkat stres sedang-berat juga memiliki hubungan yang bermakna dengan timbulnya kecenderungan gangguan mental emosional.
Kesimpulan: Status belum menikah adalah stresor yang paling dominan terhadap timbulnya kecenderungan gangguan mental emosional. Rumah sakit disarankan untuk mengadakan pusat konseling khusus bagi perawat yang belum menikah, kegiatan bulanan khusus bagi karyawan yang belum menikah, penyuluhan, team building, rotasi kerja gilir perawat, dan penetapan deskripsi kerja yang jelas.